Kura-kura adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.
Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace)
dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap
bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa
sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara
lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat
seperti tempurung.
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal tiga kelompok hewan yang termasuk bangsa ini, yalah penyu ( sea turtles), labi-labi atau bulus (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises). Dalam bahasa Inggris, dibedakan lagi antara kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).
Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length). Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai panjang 300 cm. Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang.
Reptil ini dapat hidup puluhan tahun, seekor kura-kura darat dari
Kep. Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918). Juga kura-kura yang bernama Harriet, seekor kura-kura Galapagos, yang meninggal karena gagal jantung di umur 176 tahun di kebun binatang yang dimiliki mendiang Steve Irwin. Kura-kura lain yang bernama Adwaita
bahkan mati di umur 250 tahun maret 2006.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar