Katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis) adalah sejenis kodok dari suku Bombinatoridae. Katak yang langka ini merupakan satu-satunya jenis katak di dunia yang diketahui tidak memiliki paru-paru; meskipun ketiadaan paru-paru ini juga ditemui pada beberapa jenis amfibi lainnya seperti pada salamander dan juga sejenis sesilia.
Katak ini pertama kali dideskripsi pada tahun 1978 oleh Djoko T. Iskandar, seorang pakar herpetofauna dari ITB. Spesimen yang hanya satu-satunya ini ketika itu diperoleh dari sekitar Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat.
Meskipun berbagai upaya pencarian telah dilakukan, spesimen yang kedua
baru dapat dikoleksi dari tempat yang berdekatan pada tahun 1995.
Mengingat sampai ketika itu hanya dua spesimen yang dipunyai, belum pernah diketahui sebelumnya bahwa spesies
ini tidak memiliki paru-paru, karena tidak pernah dilakukan pembedahan
atas koleksi yang amat berharga ini. Sampai pada sekitar bulan Agustus
2007, ketika ditemukan lebih banyak spesimen lagi oleh ekspedisi
pencarian kembali katak ini. Ketika itupun, ekspedisi mendapatkan bahwa
habitat di tempat katak ini ditemukan mula-mula telah habis rusak oleh penambangan emas ilegal, dan justru menemukan dua populasi yang baru di sebelah hulu, di mana air sungai masih jernih dan deras.
Ketiadaan paru-paru katak ini baru diketahui ketika dilakukan
pembedahan rongga dada atas delapan spesimen yang baru dikoleksi, dan
tidak mendapatkan baik paru-paru maupun celah tekak (glottis) sebagai muara saluran udara di mulut katak. Kerabat terdekatnya, Barbourula busuangensis, nyata-nyata memiliki paru-paru lengkap dengan saluran pernafasannya. Tak adanya paru-paru pada tetrapoda (hewan berkaki empat) sejauh ini diketahui terjadi pada beberapa banyak spesies hewan, semuanya dari amfibia. Yakni pada salamander dari suku Plethodontidae (350 spesies) dan 2 spesies dari genus Onychodactylus suku Hynobiidae, serta dari sejenis sesilia Atretochoana eiselti. Ketiadaan paru-paru pada katak B. kalimantanensis
diperkirakan merupakan adaptasi terhadap lingkungannya yang berair
deras dan kaya oksigen, dengan memanfaatkan permukaan kulit dan alat
tubuh lainnya untuk menyerap oksigen sebaik-baiknya, dan menghilangkan
paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan mudah
dihanyutkan arus.
Barbourula kalimantanensis hidup sepenuhnya akuatik di wilayah sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin (14–17 °C), deras dan berbatu-batu. Katak ini senang bersembunyi di balik bebatuan di dalam air. Sejauh ini katak kepala-pipih Kalimantan diketahui menyebar terbatas (endemik)
hanya di sekitar Nanga Pinoh, Kalimantan Barat. Mengingat kecilnya
populasi dan ancaman kerusakan habitat yang dihadapinya, katak ini
digolongkan oleh IUCN ke dalam status genting/terancam kepunahan (EN, endangered).
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar