Cendrawasih Botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21cm long, dari marga Cicinnurus.
Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan
tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua
bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang
dengan pola salib ganda hitam. Burung betina berwarna coklat dengan
kulit kepala biru muda.
Endemik Indonesia, Cendrawasih Botak hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Pakan burung Cendrawasih Botak terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga kecil.
Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi. Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang di beli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum Jhon Cassin, yang akan menamakan burung ini untuk menghormati Edward Wilson. Tigabelas tahun kemudian, ahli hewan Jerman yang bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta
populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas,
Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di
dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar