Kamis, 28 Juni 2012

Addax, Jenis Kijang Langka


Addax (Addax nasomaculatus), juga dikenal sebagai kijang screwhorn, adalah spesies terancam punah dari kijang yang hidup di gurun Sahara. Seperti yang disarankan oleh nama alternatif, ini kijang pucat memiliki panjang, tanduk bengkok. Hal ini erat kaitannya dengan kijang, tetapi berbeda dari antelop lain dengan memiliki gigipersegi besar seperti sapi dan kurang kelenjar wajah khas. Meskipun sangat jarang di habitat aslinya karena berburu tidak diatur, sangat umum di penangkaran. Mereka kadang-kadang diburu sebagai trofi pada peternakan di Amerika Serikat.

Addax ini terutama herbivora, dan disesuaikan dengan tinggal di daerah dengankelangkaan air besar. Hewan ini dapat dengan mudah diburu oleh predatornya karena berjalan lambat. Karena gerakan lambat, yang Addax adalah sasaran empuk bagi predator sepertisinga, manusia, anjing pemburu Afrika, cheetah dan macan tutul. Caracals, hyena dan betis servals serangan. Addax tidak merasa terganggu dengan mudah, meskipun orangsering berubah agresif karena diganggu.

Rabu, 27 Juni 2012

Frilled Shark Ikan Prasejarah

Hiu berjumbai (Chlamydoselachus anguineus) adalah salah satu dari dua spesies yang tersisa dari ikan hiu di Chlamydoselachidae keluarga, dengan distribusi yang luas tapi tidak merata di Samudra Atlantik dan Pasifik. Spesies ini biasa ditemukan di atas landas kontinen luar dan bagian atas lereng benua, umumnya di dekat bagian bawah walaupun ada bukti gerakan ke atas yang cukup besar. Telah tertangkap sedalam 1.570 m (5,150 kaki), sedangkan di Suruga Bay, Jepang adalah yang paling umum pada kedalaman 50-200 m (160-660 ft). Mempertunjukkan beberapa "primitif" fitur, hiu berjumbai sering disebut sebagai "fosil hidup". Mencapai panjang 2 m (6,6 kaki) dan memiliki coklat gelap, belut-seperti tubuh dengan sirip punggung, panggul, dan anal ditempatkan jauh ke belakang. Nama umum berasal dari penampilan berenda atau dibatasi dari celah insang, yang ada enam pasang dengan pertemuan pasangan pertama di tenggorokan.

Kamis, 14 Juni 2012

Jangkrik, Serangga pembawa Keberuntungan

Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh cengkerik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Di dunia dikenal sekitar 900 spesies cengkerik, termasuk di dalamnya adalah gangsir.

Anjing Gembala Australia

Anjing gembala Australia adalah ras anjing gembala yang diduga berasal dari Amerika. Anjing ini dibawa oleh para penggembala Basque (suatu daerah di Eropa) yang bermigrasi dari Australia ke Amerika. Beberapa ciri fisik dari anjing ini adalah telinga berbentuk segitiga, ekor umumnya pendek, warna mata bervariasi, serta bulu memiliki pola dan warna yang bervariasi. Sebagian suku Indian Amerika menyebut anjing gembala Australia sebagai "anjing bermata hantu" (ghost-eyed dogs) karena mata anjing ini umumnya berwarna terang menyala. Beberapa gangguan kesehatan yang umum dialami oleh ras anjing ini adalah anomali mata-collie (cacat bentuk mata), perkembangan retina abnormal, osteokondrosis (kelainan perkembangan sendi tulang rawan), abnormalitas pigmentasi (kekurangan warna pada kulit), dan penyakit von Willebrand (kelainan penggumpalan darah).

Sumber

Selasa, 12 Juni 2012

Guanako, Fauna Asli Peru

Guanako (Lama guanicoe) adalah binatang camelid yang merupakan binatang asli Amerika Selatan. Binatang ini memiliki tinggi sekitar 1.06 m dan berat 90 kg. Seperti llama, guanako berbulu dobel dengan rambut yang kasar dan lapisan bawah yang lembut.
Guanako memiliki wol yang lembut. Warna guanako bervariasi, dari coklat muda sampai kayu manis tua. Guanako memiliki muka berwarna abu-abu dan telinga kecil.
Guanako mirip dengan llama, alpaka dan vikuñas, guanako memiliki kulit yang lebih tebal di lehernya. Orang Bolivia menggunakan leher binatang ini untuk membuat sepatu. Guanako disebut chulengo di Amerika Selatan.


Sumber

Rabu, 06 Juni 2012

Narwhal, Paus Bertanduk

Narwhal atau Monodon monoceros merupakan paus tanduk dari kutub utara. Jenis paus tanduk ini, paling tidak di ketahui oleh manusia dan dalam bahasa Norse Kuno, nama “narwhal” memiliki arti “paus mayat” karena kebiasaannya yang kadang-kadang berenang tak bergerak di permukaan laut dengan posisi perut menghadap ke atas dan warna tubuhnya yang bertotol-totol kelabu seperti pelaut yg tenggelam.

Narwhal di ketahui hanya hidup di seluruh perairan Kutub Utara, tepatnya di Samudera Arktik dengan memakan hewan-hewan laut seperti ikan, udang, atau cumi-cumi.
Narwhal memiliki tanduk spiral yang berfungsi sebagai sensor raksasa yang membantunya mengetahui kualitas air dan untuk “mencium” narwhal lainnya.

Sabtu, 02 Juni 2012

Llama, Hewan Tangguh

Llama (Lama glama) adalah binatang camelidae yang juga binatang asli Amerika Selatan.
Llama juga biasa digunakan sebagai binatang pengangkut barang oleh masyarakat Inka dan masyrakat di sekitar pegununungan Andes.
Binatang ini bisa mencapai tinggi 1,6 meter hingga 1,8 meter dengan berat 127 kilogram hingga 204 kilogram. Bayi Llama (disebut cria) memiliki berat antara 9 kg hingga 14 kg.
Llama adalah binatang sosial yang hidup secara berkelompok. Llama dapat membawa barang 25% hingga 30% dari berat badannya.







Sumber

Jumat, 01 Juni 2012

Spesies Baru, Bunglon Terkecil

Binatang bunglon dikenal karena kemampuannya untuk membaur dengan lingkungan sekitarnya. Namun bunglon yang ditemukan di Madagaskar ini memiliki kemampuan kamuflase yang lebih baik karena ukurannya yang mini. Ilmuwan asal Amerika Serikat (AS), Ted Townsend berhasil menemukan bunglon mini yang hanya berukuran 3 cm. Bunglon ini bahkan tidak lebih besar dari lalat yang merupakan mangsa bunglon berukuran normal.
Spesies baru bernama Brookesia micra ini ditemukan di sebuah pulau kecil yang masuk dalam wilayah Madagaskar. Bunglon mini ini bahkan tercatat sebagai reptil terkecil di dunia. Ilmuwan dari San Diego State University tersebut telah melakukan tes genetik pada spesies baru ini.

"Ukuran mereka menunjukkan bahwa bunglon ini telah berevolusi di Madagaskar, dari ukuran kecil dan tidak begitu mencolok seperti nenek moyang mereka, tidak seperti bunglon yang berukuran lebih besar dan lebih berwarna seperti yang kita ketahui selama ini," terang Ted Townsend seperti dilansir oleh Daily Mail, Rabu (15/2/2012).